Powered by Blogger.
Latest Post
12:16 AM
“Aliansi Pemuda Peduli Kawasan Provinsi Gorontalo Dan Warga Bonepantai Tolak PT. Celebes Bone Mineral”
Written By pkrinews on 5/14/2014 | 12:16 AM
Gorontalo, Bone Bolango: Aksi
penolakan Aliansi Pemuda Peduli Kawasan Provinsi dan warga Bonepantai di Desa
Pelita hijau, Kecamatan Bonepantai (Senin, 12/12), dengan melakukan pemblokiran
jalan dan pemasangan spanduk penolakan yang isinya, “KAMI MENOLAK SEGALA BENTUK KEGIATAN YANG DILAKUKAN PT. CELEBES MINARAL
DI KECAMATAN BONEPANTAI”.
Aksi penolakan ini juga,
pernah dilakukan oleh warga Desa Pelita Hijau saat pihak PT. Celebes Bone Mineral
melakukan pertemuan dengan warga desa beberapa hari yang lalu dan sempat dilansir
oleh Ondy
De'je dalam status face book di Grup Portal Gorontalo
dengan isinya sebagai berikut, “Kemarin
terjadi 'rapat' antara PT. Mineral Celebes vs masyarakat Bonepantai. Yang unik,
masyarakat yg diundang adalah warga yang 'patah pencil' dan notabene adalah
masyarakat pinggiran serta awam dan bertempat tinggal di Desa Pelita Hijau.
Fihak PT Mineral Celebes gak menyangka terjadi penolakan dari warga tentang
izin eksplorasi diwilayah tersebut. Alhasil mereka langsung minggat dan
'bingung'.krn trnyata mereka tidak percaya masy bodoh yg bisa ditipu dan
dijajah lagi tsb akan melakuan perlawanan.
Warning for aleg yg terpilih dan akan dilantik khusus Bonpes: JANGAN COBA2 MEMBODOHI RAKYAT!!!!, JANGAN IKUT DENGAN PARA IMPERIALIS DAN KAPITALIS!!!!! mereka tidak lebih dari seonggok 'sampah' yg tdk lagi tau darimana mrk berasal. Kepada para pem'back-up' kebijakan; JANGAN JUAL APAPUN WILAYAH BONEPESISIR DENGAN DALIH DEMI KEPENTINGAN P.A.D. karena anda akan berhadapan dengan asyarakat bodoh dan awam. !!!!!!!! Pehethooooooo.”
Warning for aleg yg terpilih dan akan dilantik khusus Bonpes: JANGAN COBA2 MEMBODOHI RAKYAT!!!!, JANGAN IKUT DENGAN PARA IMPERIALIS DAN KAPITALIS!!!!! mereka tidak lebih dari seonggok 'sampah' yg tdk lagi tau darimana mrk berasal. Kepada para pem'back-up' kebijakan; JANGAN JUAL APAPUN WILAYAH BONEPESISIR DENGAN DALIH DEMI KEPENTINGAN P.A.D. karena anda akan berhadapan dengan asyarakat bodoh dan awam. !!!!!!!! Pehethooooooo.”
Status
tersebut dikomentari oleh facebooker yang tergabung dalam Grup Portal Gorontalo
dengan bentuk tulisan mendukung adanya penolakan terhadap keberadaan PT.
Celebes Bone Mineral di wilayah Kecamatan Bonepantai.
Hal
ini juga di komentari oleh Abdulwahab Lahay alias Wahab, salah satu tokoh
Pemuda Bonepantai saat ditemui Wartawan, (13/5). Menurutnya “keberadaan PT. Celebes
Bone Mineral di Bonepantai ini tanpa adanya sosialisasi pada masyarakat
sehingganya kami lakukan penolakan sebab namanya kegiatan pertambangan ini
sangat beresiko adanya dampak kerusakan lingkungan sehingganya, kami
disekitaran bantaran sungai sangat merasa khawatir atas kegiatan PT. Celebes
Bone Mineral di Bonepantai ini”.
Lebih
lanjut, Wahab mengharapkan agar, dalam melakukan sosialisasi pada masyarakat,
harus dihadiri oleh Bupati Bone Bolango,
Kepala Dinas Pertambangan dan Ketua DPRD Bone Bolango, sebab merekalah yang
lebih mengetahui keberadaan perusahaan pertambangan yang masuk di wilayah kami.
“Kami juga merasa khawatir dengan dampak lingkungan yang akan menghancurkan 3
(tiga) desa di Kecamatan Bonepantai ini, di antaranya, Desa Pelita Hijau, Desa
Bilungala Utara dan Desa Bilungala. Ketiga desa ini paling dekat dengan
kegiatan pertambangan yang akan dilakukan oleh perusahaan pertambangan.” Katanya
dengan tegas
Salah
satu warga Bonepantai yang tidak ingin namanya dikorankan mengatakan, dengan
tegas menolak keberadaan PT. Celebes Bone Mineral di wilayah Bonepantai dan akan
melakukan perlawanan sampai titik darah penghabisan. “Jangan hanya perusahaan tambang
yang ingin menerima hasil dari sumber daya alam di wilayah kami dan kami sebagai
penduduk Bonepantai, yang akan menerima derita akibat dampak lingkungan, kami
akan melakukan penolakan sampai titik darah penghabisan.” Katanya dengan tegas
dan mengharapkan agar PT. Celebes Bone Mineral angkat kaki dari Bonepantai.
Ketika
Wartawan berupaya untuk mengkonfirmasi Humas PT. Celebes Bone Mineral, terkait
penolakan warga tentang segala bentuk aktifitas pertambangan yang dilakukannya.
Salah satu karyawan PT. Celebes Bone Mineral yang didampingi oleh dua orang
warga Negara asing sebafirmgai pekerja mengatakan.”untuk mengkonfirmasi masalah
ini, hubungi pak Wijaya sebagai Humas perusahaan tapi beliau sekarang masih
berada di Rumah Sakit Bunda dalam keadaan sakit.
Dengan
adanya penolakan dari Aliansi Pemuda Peduli Kawasan Provinsi dan warga
Bonepantai, terhadap perusahaan pertambangan , PT. Celebes Bone Mineral. Apakah
mereka akan berhasil melakukan penolakan.? Tunggu saja berita selanjutnya, sekaligus bagaimana tanggapan Humas PT. Celebes Bone Mineral .terkait aksi penolakan
tersebut.(I.AR)
12:56 PM
“Patut Dipertanyakan Kinerja polsek Dulupi” Korban Penganiayaan Dijadikan Tersangka
Written By pkrinews on 5/09/2014 | 12:56 PM
Gorontalo : Kami Mencari Keadilan, itulah
kata yang diucapkan Sugianti (28), istri dari Poneran (33), korban penganiayaan
yang dilakukan oleh Rizal (RM) di Pasar Dulupi dihadapan Aktifis LSM Provinsi
Gorontalo, Pudin Abudi di Kantor Sekertariat LSM (8/5). Salah satu Aktivis
Gorontalo yang selalu siap membantu masyarakat Gorontalo dalam menghadapi
persoalan hukum.
Apa
yang dialami Poneran, warga Desa Bandung Rejo, Kecamatan Boliohuto, Kabupaten
Gorontalo. Ia yang diketahui sebagai korban penganiayaan, dan dirinya babak
belur dianiaya oleh Rizal (RM), malah dijadikan sebagai tersangka. Ada dugaan
telah terjadinya rekayasa terkait persoalan ini.
Dalam
hal mencari keadilan, Sugianti istri dari Poneran yang telah dijadikan
tersangka, mengatakan, dirinya sangat menyayangkan tindakan Kepolisian Polsek
Dulupi, yang justru menjadikan suaminya sebagai tersangka. Kata sugianti
Kronologis
kejadiannya begini, pada hari saptu tanggal 7 Desember 2013. Poneran dan
Sugianti ke pasar Dulupi mengendarai mobil open cup. (sekitar jam 06.00 Wita
lebih). Setibanya di pasar dulupi, suami saya (Poneran), kebelakang mobil untuk
menurunkan beras dari mobil untuk di jual. Saat suami saya menurunkan beras, datang
sebuah mobil yang dikendarai Rizal (RM). Tiba-tiba Rizal bicara, “Sorong mas”, saya
(Sugianti) yang jawab “tunggu mas, masih kasih turun beras”. selesai bicara, “tiba-tiba
Rizal langsung naik ke mobil kami, dan memukul Poneran”. Kata Sugianti
Mendapat
pukulan yang tidak diduga, Poneran tidak bisa membela diri. Rizal dengan
leluasanya melakukan penganiayaan. Tanpa ada perlawanan sebab kaki Poneran
terjepit disela-sela karung beras. Selesai melakukan penganiayaan pada Poneran,
saya katakan pada Rizal, “saya akan laporkan di Polisi,” namun di jawab Rizal, “
silahkan lapor”. sambil berlalu
Melihat
kondisi suami saya yang babak belur dianiya oleh Rizal, terpaksa tidak jadi
jualan beras. Hari itu juga kami ke Polsek Dulupi melaporkan kasus penganiayaan
pada suami saya. Suami saya di visum dan di BAP (berita acara pemeriksaan) pada
hari itu juga. Kata Sugianti.
“Ternyata
setelah menjelang 3 (bulan) lebih perkara penganiayaan terhadap suami saya,”
Kata Sugianti, suami saya dijadikan tersangka dengan surat panggilan tertanggal
19 Mey 2014, kami sekeluarga kaget, mengapa korban dijadikan tersangka?. Lebih terkejut
lagi, suami saya tiba-tiba ditahan dan dimasukkan ke Lembaga Boalemo. Apa salah
suami saya? Kami tidak bisa menerima atas perlakuan yang tidak adil ini. Dimana
kami akan menemukan keadilan? Suami saya yang dianiaya sampai babak belur tanpa
perlawanan, malah dijadikan tersangka.” Kata Sugianti dengan sedih dihadapan Wartawan
dan LSM.
Terkait
permasalahan korban yang dijadikan tersangka oleh penyidik Polsek Dulupi, patut
diduga keras telah terjadi dugaan adanya unsur rekayasa dalam penanganan kasus
tersebut sehingga kiranya, patut di pertanyakan kinerja Polsek Dulupi? Ada apa
dibalik dari kejadian yang menyebabkan pihak keluarga korban tidak bisa
menerima penahanan terhadap Poneran dan berencana permasalahan ini akan
dilaporkan ke Propam Polda Gorontalo. Kata pihak keluarga korban yang
didampingi oleh Jemi Lasut, Ketua FKPPI Boliohuto bersatu.(Team)
12:30 PM
Warga Dumoga Meninggal Dunia Tenggelam Di Bendungan Alale
Written By pkrinews on 5/06/2014 | 12:30 PM
Bendungan Alale, Lokasi Tenggelamnya Korban |
Bendungan
Alale memakan korban lagi, kali ini menimpa warga Dumoga Kotamobagu. Musibah
yang tidak diinginkan oleh siapapun tapi Tuhan yang lebih kuasa menentukannya.
Itulah yang di Alami Pius Sandak. meninggal dunia akibat tenggelam di Bendungan Alale. Salah satu rekannya juga hampir menjadi korban, demi menolong temannya, tidak peduli dengan kondisi air yang dalam dan sangat deras, Arwin dengan beraninya menolong tanpa memikirkan keselamatannya.
Ceritanya begini, saat
itu, senin (5/5), sekitar jam 00.08 Wita, enam warga Dumoga Kotamobagu
bersama-sama mendatangi Bendungan Alale Di Kecamatan Suwawa Tengah. Mereka
berenam santai di atas Bendungan sambil minum-minum.
Dua
jam berlalu, korban mengusulkan kepada rekan-rekannya untuk mandi di Bendungan
tapi salah satu dari mereka, Rijan, sempat menegur untuk tidak mandi di
Bendungan dan menjelaskan bahwa sudah banyak korban yang meninggal akibat mandi
di tempat tersebut. ”Jangan mandi di sini, disini sudah banyak yang mati. Mari
jo torang ke bak Lombongo, nanti kita yang bayar”. Kata Rijan.
Tapi
teguran itu tidak dihiraukan, malah korban (Pius), mengatakan pada
teman-temannya, “pulang jo ngoni, kita punya tempat disini.” Kata Pius. Sebelum
mereka terjun ke Bendungan untuk mandi, korban masih sempat foto bersama
rekan-rekannya. Sementara teman yang lain asik foto-foto, Arwin (AA), langsung
melompat dari bendungan, terjun ke sungai untuk mandi dan susul oleh Agus (AT).
Mengetahui kondisi air sungai di bendungan yang berputar deras dan dalam, Arwin
dan Agus langsung ke pinggir sungai. Selagi mereka di pinggir sungai, tiba-tiba
Pius (korban) melompat dari bendungan, terjun ke sungai. Tidak berapa lama
kemudian, korban minta tolong tapi dianggap teman-temannya hanya main-main.
Salah
satu rekan mereka, Arwin yang mengetahui bahwa korban benar-benar butuh
pertolongan, langsung terjun ke sungai untuk menyelamatkan korban. Dengan
sekuat tenaga, Arwin berusaha menyelamatkan dan mendorong korban ke pinggir
sungai namun arus air yang begitu deras, tidak berhasil menyelamatkan korban. Sempat
dua kali, Arwin melakukan dorongan lewat pantat korban, malah bahu Arwin di
injak dan dijadikan pijakan oleh korban. Arwin yang sudah berusaha dengan
sekuat tenaga tapi tenaganya mulai lemah, sebab dirinya didalam air dan
nafasnya sudah mulai habis. Arwin berusaha untuk keluar dari air untuk
menghirup nafas kembali tetapi setelah lolos dari air dan bisa menghirup nafas,
Arwin sudah tidak melihat keberadaan korban (Pius).
Dengan
nafas tersengal-sengal, Arwis berusaha menyelamatkan dirinya ke pinggir sungai.
Setelah selamat sampai dipinggir sungai, Arwin dan rekan-rekannya langsung melaporkan
ke warga yang sempat berada di dekat kejadian tenggelamnya Pius dan menghubungi
Anis dan menceritakan keadaan bahwa Pius tenggelam di sungai.
Ketika
warga sekitar mengetahui ada yang tenggelam di Bendungan Alale, langsung menuju
Bendungan untuk memberikan pertolongan. Ada juga warga yang langsung
menghubungi SAR dan Polisi dari Polres Bone Bolango. Tidak berapa lama
kemudian, Tim SAR Provinsi Gorontalo, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana
Daerah) Kabupaten Bone Bolango dan Polres Bone Bolango mendatangi tempat tenggelamnya
Pius.
Pencarian
korban tenggelam yang dilakukan oleh Tim SAR Provinsi Gorontalo, BPBD Bone
Bolango dan Polres Bone Bolango, ada juga 8 (delapan) orang warga Suwawa Tengah
yang ahli menyelam ikut serta membantu dalam pencarian, tanpa memakai alat
penyelam. dengan beraninya mereka membantu pencarian korban, walaupun kondisi
air yang begitu deras. Dalam pencarian korban, sekitar empat jam atau tepatnya
Jam 15.48 Wita, korban ditemukan oleh Yasin Pakaya, warga yang ikut melakukan
pencarian.
Begitu
ditemukan, jenazah Pius langsung dibawa ke Puskesmas Suwawa yang dikawal langsung
oleh pihak Polres Bone Bolango untuk di visum namun sangat disayangkan, di
Puskesmas Suwawa tidak ada Dokter yang akan melakukan visum, yang ada hanya
perawat. Salah satu perawat yang sempat dimintai keterangan menjelaskan, “kami
hanya bisa memberikan keterangan tapi tidak bisa memberikan surat keterangan
visum sebab visum itu wewenang Dokter. Melihat kondisi korban, kata perawat
tersebut, “korban tidak perlu dilakukan otopsi sebab tidak ada tanda-tanda benturan
ataupun luka.” Kata perawat tersebut sambil berpesan pada Wartawan untuk tidak
menulis namanya.
Ketika mayat korban akan di bawa ke
Rumah Sakit Aloe Saboe, ada yang sangat disesali, saat itu, ada 4 buah mobil
ambulans namun satu mobil pun tidak ada yang mengantarnya ke RS Aloe Saboe. Beberapa
warga Desa Lombongo dan Alale sempat protes dan menghubungi pihak-pihak
terkait. Salah satu warga yang sempat menghubungi Direktur Rumah Sakit Toto
Kabila, untuk memohon agar Direktur bisa membantu mobil Ambulans, namun
Direktur RS Toto Kabila tidak peduli. Warga tersebut kecewa dan mengharapkan Bupati
Bone Bolango supaya bisa membina aparatnya yang tidak peduli terhadap korban
yang tenggelam. Katanya dengan kesal
Akibat tidak adanya mobil ambulans
yang akan membawa mayat korban, beberapa warga berinisiatif untuk membawa
korban dengan Bentor. Saat bentor siap membawa korban tenggelam, tidak berapa
lama kemudian, Kepala BPBD Bone Bolango, Drs Gagarin Hunawa, langsung meluncur
ke Puskesmas Suwawa. Salah satu warga sempat menghubungi Kepala BPBD Bone
Bolango dan mengatakan akan membawa korban tenggelam dengan bentor, Kepala BPBD
mengatakan, “jangan dulu dibawa dengan bentor, ini saya siap ke Puskesmas.” Kata
warga
Sesampainya di Rumah Sakit Aloe
Saboe, tidak ada dokter yang akan melakukan otopsi. Beruntunnya, pihak keluarga
korban, Harahap Mooduto dan Martin Lengkey, sampai di Rumah sakit Aloe Saboe. Mereka
yang telah mengupayakan mobil Ambulans dan Dokter untuk melakukan otopsi. Warga
Lombongo dan Alale yang membantu korban merasa bersyukur dengan keberadaan
pihak keluarga korban sebab, sebelum adanya pihak keluarga di RS Aloe Saboe, warga
telah menghubungi beberapa instansi, termasuk pihak RS Toto Kabila, untuk
kendaraan ambulans dan dokter yang akan melakukan otopsi tapi tidak berhasil.
Hal
inilah yang sangat mengecewakan, salah satu warga sempat kesal dan mengatakan, “kami
sudah menghubungi Rumah Sakit Toto tapi mereka tidak peduli, namun setelah
dihubungi pihak keluarga korban yang berduit dan berpangkat, mereka langsung
turun, sekaligus menyediakan mobil ambulans dan dua orang dokter sekaligus
perawat ke Rumah Sakit Aloe Saboe.” Kata warga dengan kesal dan menambahkan, “Harapan
masyarakat kiranya kedepan, Bupati Bone Bolango lebih tegas lagi pada Direktur
Rumah Sakit Toto Kabila yang tidak tanggap dan tidak peduli dengan adanya korban
tenggelam”. Kata dengan tegas
Saat melakukan otopsi, ada dua orang
dokter, Dr. Milyadi dan Dr. Lara Murat, pegawai Rumah Sakit Toto Kabila, dibantu
perawat serta dikawal Anggota Reskrim Polres Bone Bolango. Hasil pemeriksaan
dokter, tidak melakukan otopsi dalam tapi hanya dilakukan otopsi luar. Ketika di
wawancarai salah satu Dokter mengatakan, “kami hanya melakukan otopsi luar
sebab dari hasil pemeriksaan, tidak ada tanda-tanda kekerasan ataupun luka. Kata
dokter tersebut dengan senyum.
Ketika korban tenggelam, siap
diberangkatkan menuju Dumoga, pihak keluarga korban yang di wakili oleh Bapak Harahap Mooduto, sempat mengucapkan
kata-kata sambutan dengan mengatakan merasa bersyukur dengan adanya bantuan dan
mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada Kapolres Bone Bolango, beserta
anggotanya, sempat membantu keluarga sejak pencarian mayat, ke Rumah Sakit,
sampai ke pihak keluarga. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih pada Kepala
Desa Lombongo, Bapak Usman Hilala, beserta aparatnya dan pihak Rumah Sakit,
serta warga Desa Lombongo dan Alale yang ikut serta membantu keluarga korban.
Semoga kebaikan kalian mendapatkan imbalan setimpal dari yang maha kuasa.
Setelah pihak keluarga mengucapkan
kata-kata sambutan,sekitar
Jam 00.69 Wita, mobil ambulans beserta rombongan dari Polres Bone Bolango,
Kepala Desa Lombongo, Usman Hilala, Warga Lombongo dan Alale serta rekan-rekan
korban ikut serta mengantarkannya menuju Dumoga, Kabupeten Bolaang Mongondow,
Provinsi Sulawesi Utara. (Team).
1:30 PM
Tidak Akan Aku Sia-Siakan Kepercayaan Rakyat
Written By pkrinews on 4/07/2014 | 1:30 PM
Nama lengkapnya Mansur
Jusuf Detuage, putra asli Gorontalo ini mantan Sekretaris Provinsi Gorontalo yang
memiliki pengalaman cukup luas di dunia birokrat serta pendidikan. Beliau adalah alumni
S.M.A Negeri Gorontalo dan melanjutkan ke Perguruan Tinggi yaitu Universitas
Sam Ratulangi Manado, pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (SOSPOL waktu Itu).
Dengan hasil ujian Sarjana Muda
Lengkap yang memuaskan, beliau
langsung diangkat menjadi tenaga Asisten Dosen Luar Biasa sambil menyelesaikan
study tingkat Doktoral.
Akan tetapi karena lebih berminat di dunia pemerintahan
beliau beralih karier menjadi Pegawai Neger Sipil pada
Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 1974.
Beliau tidak melupakan tugasnya mengajar pada Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik kemudian dipercayakan lagi oleh
Gubernur KDH Provinsi Sulawesi Utara
menjadi Dosen pada Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN ) Manado. Jabatan struktural
yang pernah diraihnya antara lain; Kepala Bagian pada Biro Kepegwaian,
Sekretaris Direktorat Pembangunan Desa Provinsi Sulawesi Utara, Kepala Biro
Organisasi dan Ketatalaksanaan , Pjb Kepala Biro Pemerintahan dan pada tahun 1998 diangkat menjadi Sekretaris Daerah Kabupaten Gorontalo.
Pada pada saat menjabat sebagai Sekretaris Wilayah Daerah Kabupaten Gorontalo
pernah menjabat Plh Bupati Gorontalo karena disaat itu Bupati Iman
Nooriman dalam tahun 1999 melaksanakan
ibadah haji. Pada waktu itu terjadi tragedi
pembakaran super market di Pohuwato akibat kesalah pahaman yang memiliki
unsur sara, namun berhasil diredam
bersama Muspida Kabupaten Gorontalo.
Beberapa even
tingkat Nasional pernah diikutinya seperti Seminar pembahasan tentang Otonomi Daerah, Forum Komunikasi
Pendayagunaan Aparatur Negara dan menjadi pemakalahnya dan beberapa kegiatan
tingkat Nasional yang langsung dibuka oleh Presiden R.I.
Pada tahun 1999 mulai timbul keinginan
masyarakat untuk menjadikan Gorontalo
sebagai satu Provinsi, sehingga pada tanggal 12 Agustus 2000, keluar
Keputusan Bersama Walikota Gorontalo, Bupati Gorontalo dan Bupati Boalemo a.l
menetapkan Drs Mansur Detuage MM
ditetapkan sebagai Ketua Tim Teknis Penyusunan Data dan Kelayakan Pembentukan
Provinsi Gorontalo.
Sebagai Ketua Tim yang dipercayakan
dalam penyusunan data yang akurat, dan teruji kebenarannya, pada rapat dengan
Tim Pengkaji di Departemen Dalam Negeri, setelah melalui diskusi yang cukup
alot pada saat itu, dengan bekal pengetahuan selama melaksanakan tugas di
Provinsi Sulawesi Utara Drs Mansur J. Detuage MM berhasil mempertahankan data yang disampaikan
dan Gorontalo layak untuk menjadi sebuah Provinsi.(Mohon maaf teman2 yang
banyak membantu tidak dapat kami sebutkan satu per satu disamping Pak Roem Cono
dan Pak Nelson Pomalingo)
Setelah Provinsi
Gorontalo terbentuk, pada tanggal 18 Februari 2001 Drs Mansur J. Detuage MM dilantik sebagai
Sekretaris Provinsi Gorontalo dan berakhir pada tahun 2005.